--> 2011 | .::All About Education::.

31 December 2011

no image

14 Cara Mempengaruhi/ Menarik Simpati Dosen

Bagaimana Sobat berkomunikasi dengan dosen atau guru Anda.? Pada umumnya, profesor-profesor sangat suka dan terkesan dengan mahasiswa yang menunjukkan perhatian sungguh-sungguh terhadap materi kuliah dan mengajukan pertanyaan yang baik. Cara terbaik memperoleh sisi baik dari profesor Anda, adalah menjadi mahasiswa yang tertarik terhadap sesuatu.
Berikut ini beberapa strategi yang mendemonstrasikan ketertarikan dan keingintahuan Anda.
  • Jangan mengkritik, menyalahkan, atau mengeluh terhadap pengajar tentang penampilannya (laki-laki/wanita):
    lebih baik: memusatkan perhatian, dan mendiskusikan materi dan pemahaman Anda tentang hal itu.
  • Biarkan pengajar mengetahui apa yang Anda pahami tentang kuliah.
  • Tersenyum
  • Mengetahui dan menggunakan nama pengajar
  • Dengarkan apa yang pengajar katakan tentang dirinya (laki-laki/wanita)
  • Bicarakan di dalam terminologi, apa yang menarik untuk pengajar.
  • Biarkan pengajar mengetahui Anda memikirkan bahwa dia penting.
  • Hindarkan perdebatan
  • Kalau Anda bersalah, mengakui itu secepatnya dan dengan sungguh-sungguh (tegas).
  • Ajukan pertanyaan daripada memberikan perintah.
  • Cobalah jujur melihat sudut pandang pengajar.
  • Biarkan pengajar mengetahui bahwa Anda sungguh-sungguh ingin melakukan yang terbaik di dalam kuliah.
  • Selalu mempunyai buku teks di tangan kapan saja Anda bertemu dengan instruktur.
  • Tangani semua tugas tepat pada waktunya selama semester.


Dialihkam dari: Bagaimana Memikat Teman-teman dan Mempengaruhi Orang ( How to Win Friends and Influence People), oleh Dale Carnegie, New York:
Simon and Schuster Inc., 1936.
 
 
Semoga bermanfaat.!

23 December 2011

no image

KONSEP DASAR TEORI BELAJAR VAN HIELE


Van Hiele adalah seorang pengajar matematika di Belanda, dia telah mengadakan penelitian di lapangan melalui observasi dan tanya jawab.Penelitian Van Hiele ditulis dalam disertasinya pada tahun 1954 yang melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri.
A. Lima Tahap Pemahaman Geometri menurut Van Hiele
1. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa baru mengenal bangun-bangun geometri seperti bola,kubus,segitiga,persegi dan bangun geometri lainnya.Pada tahap pengenalan anak belum dapat menyebutkan sifat-sifat dari bangun geometri yang dikenalnya.Sehingga jika kita bertanya “Apakah sisi-sisi yang berhadapan pada bangun jajar genjang itu sama ?”,maka anak tidak aklan bisa menjawabnya.Untuk itu guru harus memahami betul karakter anak pada masa pengenalan,sehingga anak tidak akan menerima konsep hanya dengan hafalan saja tetapi dengan pengertian.
2. Tahap Analisis
Pada tahap ini anak sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun-bangun geometri.Misalnya,pada sebuah balok banyak sisinya ada 6 sedangkan banyak rusuknya ada 12.Dan ketika kita tanya,“ Apakah balok itu kubus?”,maka anak tidak dapat menjawab.Karena pada tahap ini anak belum mampu mengetahui hubungan keterkaitan antar bangun.
3. Tahap Pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mampu mengetahui hubungan keterkaitan antar bangun geometri.Misalnya, siswa sudah mengetahui kubus itu balok,belah ketupat itu laying-layang,dan sebagainya.Pada tahap ini anak sudah dapat menarik kesimpulan secara deduktif.Tetapi belum mampu memberi alasan secara rinci.
4. Tahap Deduksi
Pada tahap ini anak sudah dapat memahami deduksi,yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif.Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus ke umum.Misalnya, Matematika karena pengambilan kesimpulan,pembuktian teorema,dan lain-lain dilakukan secara deduktif.
Pada tahap ini anak telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan,disamping unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma atau problem, dan teorema.Anak pada tahap ini belum mengetahui kegunaan sistem deduktif.Sehingga Belum mampu menjawab pertannyaan “ Mengapa sesuatu disajikan teorema ? “.
5. Tahap Keakuratan
Merupakan tahap akhir perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri.Dalam tahap ini anak sudah dapat memahami pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu penelitian.Tahap keakuratan merupakan tahap tertinggi dalam memahami geometri.
Selain memgemukakan tahap-tahap perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan pembelajaran geometri,antara lain :
Tiga unsur utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran, dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berfikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya.
Bila dua orang mempunyai tahap berfikir berlainan satu sama lain,kemudian saling bertukar pikiran maka kedua orang tersebut tidak akan mengerti.Menurut Van Hiele seorang anak yang berada di tingkat yang lebih rendah tidak mungkin dapat mengerti atau memahami materi yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari anak tersebut.Kalaupun dipaksakan anak itu baru bisa memahami melalui hafalan saja bukan melalui pengertian.
Agar anak memahami geometri dengan pengertian, kegiatan belajar anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak atau taraf berfikirnya.Sehingga dapat digunakan sebagai persiapan untuk meningkatkan tahap berfikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya.

Source: Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

15 July 2011

no image

RPP Tematik

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan (Sentral), Matematika,
Bahasa Indonesia, PPkn, IPS
Satuan Pendidikan : SD Labschool (cita-cita) PGSD FKIP Kampus VI
Kebumen
Tema : Mengannyam
Kelas / Semester II/I
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 1 Minggu (5×6x35 menit)

Tujuan Pembelajaran : Melalui penjelasan guru, contoh, demonstrasi, praktek tentang membuat anyaman dari kertas, siswa dapat mengembangkan ekspresinya melalui menganyam dari kertas dengan memperhitungkan berbagai aspek kesukaannya

Materi Pokok :
1. Anyaman dari kertas, bernyanyi ekspresif , mewarnai
2. Memanfaatkan kertas bekas
3. Hidup hemat dan sederhana
4. Menulis karangan bertema Keindahan

Metode Pembelajaran
(Tuliskan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran, mis. jigsaw, diskusi dsb.)
Pembelajaran dilakukan melalui transaksi, curah pendapat, melihat video, mengamati gambar proses mengannyam,. Mengamati contoh anyaman persiapan, awal, setengah jadi, selesai, dan finishing
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Awal
(Kegiatan apa saja yang dilakukan sebagai awal dari kegiatan, yang menghubungkan apa yang sudah diketahui siswa dengan apa yang akan dipelajari, apa yang memberi motiviasi siswa).
a. Menyiapkan kesiapan mental dan fisik anak untuk mengerjakan proyek membuat anyaman, hal ini dilakukan dengan munjukkan manfaat praktis yang diperoleh anak bila nanti bisa membuat hiasan anyaman, baik bagi diri sendiri maupun untuk keluarga
b. Mengajukan pertanyaan terkait yang membangkitkan pengalaman, pengetahuan, keterampilannya. Pertanyaan antara lain: pernahkah melihat kipas, tikar, kupat dari plastic, kupat dari janur, dan sebagainya.
c. Membahasa manfaat berlatih dan apa yang ingin dicapai dalam mengannyam. Menunjukkan latihan menganyam membuat siswa memiliki keterampilan yang dapat diterapkan tidak hanya mengannyam untuk kipas, tetapi dapat untuk membuat hiasan-hiasan rumah.
d. Menyampaikan berbagai konsep terkait (mata pelajaran lain) yang diperlukan dalam menganyam yang baik. Mengannyam dapat dilakukan dengan menggunaka kertas bekas, kertas-kertas yang tidak terpakai, terbiasa hidup sederhana, tidak hidup boros (hemat), menceriterakan proses mengannyam, dan sebagainya.
Kegiatan Inti
(Kegiatan siswa apa yang menjadi rangkaian kegiatan utama untuk menguasai materi pokok pembelajaran).
a. Eksplorasi
1) Bersama siswa mencari dan membicarakan berbagai hal terkait dengan anyaman: sebagai keterampilan membuat hiasan, memanfaatkan barang bekas, memanfaatkan barang tidak terpakai, sehingga barang-barang dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga menghemat.
2) Menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran, media, dan sumber belajar: bagaimana untuk dapat mengannyam, siswa dapat mengamati hasil anyaman yang sudah jadi, setengah jadi, dan proses penyiapan mengannyam.
3) Memfasilitasi interaksi anak dengan anak, anak dengan materi, orang dewasa (tetangga), lingkungan, dan sumber belakar lainnya. Guru dapat membuat kelompok sesuai pilihan apa yang akan dianyam, kelompok pengamatan berdasar objek yang diamati, menceriterakan secara singkat persiapan mengannyam, ketertarikan kepada kegiatan mengannyam, dan sebagainya.
4) Melibatkan siswa tanpa kecuali dalam pembelajaran: guru bersama siswa menyiapkan berbagai alat dan bahan untuk menganyam (dapat disiapkan di rumah sebagai pekerjaan rumah), menyepakati apa yang dapat dibawa siswa sebagai contoh, apa yang diinginkan anak disiapkan oleh guru (diarahkan proses mengannyam dari awal sampai selesai dalam bentuk sampel kerja).
5) Mendorong siswa berlatih mempraktekkan kerja secara joyful: siswa menganyam sesuai benda yang diidentifikasi atau sesuai keinginan siswa.
b. Elaborasi
1) Membiasakan siswa membaca, menulis untuk mendukung dan mengembangkan kualitas tugas. Guru bersama-sama siswa menyepakati untuk mencari sumber bacaan, gambar-gambar, barang-barang yang terkait dengan mengannyam.
2) Memfasilitasi siswa melalui tugas, diskusi, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru. Berdasar persiapan bacaan, gambar dan contoh, guru dan siswa menyepakai barang apa yang akan dianyam oleh siswa sesuai keinginan siswa, bisa meniru barang atau siswa menciptakan gagasannya sendiri.
3) Membgeri kesempatan berpikir menentukan proyek mengannyamnya (memilih bentuk dan alat, mendesain/memilih bentuk, menyelesaikan masalah bila menemuinya.
4) Memfasilitasi siswa belajar secaa bermakna, bekerja, terlibat
5) Mendorong siswa berkompetisi secara sehat untuk memperoleh hasil anyaman yang baik dengan bekerja tekun, cermat, hati-hati.
6) Membimbing siswa menyusun laporan kerja tentang langkah dan tahap pengerjaan proyeknya. Siswa menceriterakan secara lisan dan tertulis.
7) Mendorong siswa berani menyajikan hasil kerjanya dalam pameran kelas
8) Mendorong siswa memperoleh rasa sukses, bangga terhadap kinerjanya, tumbuh semangat bila bekerja lagi
c. Konfirmasi
1) Memberikan umpan balik, reward, reinforcement. Guru meminta teman memilih manakah karya terbaik dan teman-teman berepuk tangan, karya paling indah, paling kuat, paling cepat, paling rapi, Berbagai kategori untuk memberikan rasa sukses kepada banyak siswa.
2) Memberikan konfirmasi hasil eksplorasi siswa dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.Guru menyetujui pilihan siswa atau mengusulkan bila kurang tepat pilihan siswa, atau memberikan alternative, sehingga keputusan diterima semua pihak. Bahkan bila perlu memberikan alasan mengapa ini terbaik, ini terindah, terapi, dsb.
3) Mendorong siswa berefleksi atas pekerjaannya (kekurangan, kelebihan). Siswa yang belum berhasildikoreksi kekurangannya melalui pengakuannya siswa, tetapi tetap diberi dorongan untuk tetap memperbaiki diri.
4) Mendorong siswa memperoleh pengalaman bermakna dalam kompetensi: Siswa yang tercepat menceriterakan caranya bekerja cepat, terapi menceriterakan bagaimana ia bisa membuat secara rapi. Sebaliknya bagi anak yang belum mampu menganyam dibantu oleh teman atau guru, memberi contoh cara bekerja yang benar, mendorong siswa pasti bisa melakukan.
Kegiatan Akhir
(Kegiatan apa saja yang menjadi akhir dari rangkaian kegiatan untuk pembelajaran pada pelajaran ini.)
a. Bersama-sama teman dan guru membuat rangkuman langkah-langkah kerja dan berbagai keterampilan yang diperlukan
b.Berani menilai pekerjaannya sambil menganalisis kekurangan-kekurangtan dan kelebihannya
c. Memberikan umpan balik
d.Merencakanb kegiatan tindak lanjut
e. Merencanakan pembelajaran berikutnya
f.
Sumber dan Media
(Tuliskan sumber dan media belajar yang digunakan)
  1. Buku Sumber
TIM, Kerajinan Tangan dan Kesenian. JakartaYudantaka, 2010
TIM SD Labschool, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kebumen, 2010.
TIM SD Lab School, Buku Pedoman Siswa. Kebumen, 2010.
Berbagai suku sumber yang diperoleh siswa
  1. Media
  1. Gambar seri menganyam
  2. Tata cara bercerita secara tertulis
  3. Vidio contoh mengannyam
  4. Berbagai media dari siswa
Penilaian (jenis dan prosedur)
(Tuliskan penilaian apa yang akan dilakukan untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar, dan pilihlah jenis penilaian yang paling tepat).
  1. Jenis Evaluasi : Performan
  2. Prosedur : Evaluasi Proses dan hasil
a. Proses : rubric
b. Hasil : analisis laporan siswa
                                                                                                                                       Guru
Dr. Y. Padmono, M.Pd

03 July 2011

Uji Kejantanan Pasangan

Uji Kejantanan Pasangan

     Ada beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi untuk dapat mengatakan bahwa seorang laki-laki dapat dikatakan jantan atau istilah kekerennya Macho gitu lah. Ada yang menilai dari segi fisik, sikapnya, dan tentunya adalah perpaduan dai kedua unsur tersebut. Jadi sulit memang seseorang dapat dikatakan jantan atau gentle. Karena memang hal ini agak bersifat relative.
      Nah untuk sedikit memudahkan kita menyamakan persepsi ada salah satu cara unik untuk menguji apakah pasangan kita memang benar-benar cowok yang macho. Atau jangan-jangan malah Gay. Waah serem kan…, Hal ini sangat mudah untuk anda lakukan, langsung ajah ke TeKaPe. Caranya adalah dengan membandingkan panjang antara jari manis dan jari telunjuknya. Untuk lebih jelasnnya lihat gambar dibawah ini.

 
Bagaimana mudah bukan.???
Are you believe it.?? Up to you, akhirnya kembali lagi ke pribadinya masing-masing tentunya.

01 July 2011

no image

ASEAN (Multimedia Interaktif)

 Tahukah kamu tentang ASEAN atau PERBARA.?
              Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.
         Nah agar lebih menyenangkan dalam belajarnya silahkan gunakan animasi berikut..,
Monggo..,




Apabila ada yang belum jelas dapat ditanyakan pada kolom komentar dibawah ini.
Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Jigsaw

Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Jigsaw

A.  Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic. Pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) :
Kelompok Asal


Kelompok Ahli
Gambar. Ilustrasi Kelompok Jigsaw

Ada 3 model pembelajaran Jigsaw ( Doolittle, 2002 ), antara lain :
  1. Whithin Group Jigsaw
Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu bagian persoalan yang harus dipecahkan kelompoknya, selanjutnya masing-masing harus mengajarkan kepada anggota lain dalam satu kelompok.
  1. Expert Group Jigsaw
Anggota kelompok dari semua kelompok yang mendapat bagian persoalan yang sama berkumpul menjadi “ kelompok ahli “ untuk bersama-sama mempelajari dan memecahkan persoalan tersebut. Kemudian masing-masing kembali ke kelompok asalnya dan mengajarkan apa yang telah mereka pelajari pada “ kelompok ahli “ tadi.
  1. Whole Group Jigsaw
Pada model ini kelompok yang terbentuk pertama kali sudah langsung menjadi “ kelompok ahli “ yang masing-masing mempelajari persoalan yang berbeda dengan kelompok lain. Setelah itu masing-masing kelompok mengajarkan bagian persoalannya kepada kelompok lain melalui diskusi atau presentasi.
B. KARAKTERISTIK
Pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw mempunyai karakteristik atau ciri sebagai berikut :
  1. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan.
  2. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
  3. Terdapat kelompok asal dan kelompok hasil yang saling bekerjasama.

29 June 2011

no image

Gaya Apung (Multimedia Interaktif)

Mengapa kapal dari baja bisa mengapung?

Baja lebih rapat dari air, dan kapal dari baja adalah benda yang sangat berat. Mengapa kapal tersebut bisa mengapung? Jawabannya adalah bahwa kapal tersebut tidak seluruh bagiannya terbuat dari sekotak baja solid. Ada ruang terbuka yang diisi udara dan bahan lain di dalamnya. Baja solid akan cepat tenggelam, tetapi jika massa jenis rata-rata kapal lebih kecil daripada berat air yang dipindahkan, sebuah kapal baja tentu akan terapung. Karena ada ruang udara dan bahan lainnya, massa jenis rata-rata kapal akan menjadi lebih kecil daripada baja.
Menurut prinsip Archimedes, gaya apung yang bekerja di kapal harus sama dengan berat air yang dipindahkan oleh lambung perahu. Untuk perahu berada dalam ekuilibrium (dengan gaya total nol), gaya apung harus sama dengan berat kapal. Saat kita memuat perahu dengan kargo, berat total kapal meningkat. Begitu juga, gaya apung harus meningkat. Jumlah air yang dipindahkan oleh lambung meningkat, sehingga perahu itu tenggelam dalam air yang lebih rendah. Ada batas untuk berapa banyak berat dapat ditambahkan ke perahu (sering dinyatakan sebagai tonase). Kapal tanker minyak penuh muatan akan lebih rendah dalam air daripada kapal tangker kosong muatan.


Pertimbangan penting lainnya dalam merancang perahu adalah bentuk lambung dan bagaimana beban perahu akan dimuat. Jika pusat gravitasi kapal terlalu tinggi atau jika muatan kapal tersebut tidak merata, ada bahaya bahwa perahu akan terjungkal. Gelombang laut dan angin menambah bahaya ini, sehingga faktor keselamatan harus disertakan dalam desain. Setelah air masuk ke perahu, berat keseluruhan dari perahu dan meningkatkan massa jenis rata-rata. Ketika massa rata-rata kapal menjadi lebih besar dari massa jenis rata-rata air, perahu akan tenggelam.

Sudah tahu kan sekarang.??
Yuxs, Sekarang saatnya belajar sambil bermain...
Agar lebih jelasnya coba perhatikan simulasi berikut.,

no image

Model Pembelajaran Kooperatif

A.  Dasar Konsep Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
1.   Kelas Demokrastis
Pada 1916, John Dewey menulis sebuah buku yang berjudul Democracy and Education. Konsep Dewey tentang pendidikan menyatakan bahwa kelas seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih luas menjadi laboratorium bagi pembelajaran kehidupan nyata. Pedagogi Dewey mengharuskan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang ditandai oleh prosedur-prosedur yang demokratis dan tentang berbagai masalah social dan interpersonal.
2.   Hubungan Antar Kelompok
Pada 1954, Mahkamah Agung AS menerbitkan keputusan historisnya. Brown, v. Board of Education of Topeka, yang memutuskan bahwa sekolah-sekolah negeri di AS tidak boleh lagi beroperasi dengan kebijakan separate-but-equel, tetapi harus terintegrasi secara rasional.
3.   Experiential Learning
Didasarkan pada tiga asumsi, antara lain :
-    bila kita terlibat secara pribadi dalam pengalaman belajarnya
-    pengetahuan harus ditemukan anda sendiri agar memiliki arti atau dapat membuat perbedaan pada perilaku kita
-    komitmen kita terhadap belajar dalam keadaan paling tinggi apabila kita bebas menentukan tujuan belajar kita sendiri dan berusaha secara aktif untuk mencapainya dalam kerangka kerja tertentu.
4.   Teori Motivasi
Menurut Slavin (2003), perspektif motivasional memfokuskan pada penghargaan menjelaskan tentang struktur tujuan siswa agar lebih giat bekerja. Deatsch (1949) dalam Slavin (2003) mengidentifikasi tiga struktur tujuan, yaitu : kooperatif, kompetitif, dan individualistik.

B.  Konsep Pokok Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

C.  Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) adalah :
a.    saling ketergantungan positif
b.   interaksi tatap muka
c.    akuntabilitas individual
d.   keterampilan menjalin hubungan antar individu

D.  Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional
No
Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Tradisional
1.
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan salig memberikan motivasi
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungan diri pada kelompok
2.
Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang kelompok
3.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnis, dan sebagainya
Kelompok belajar biasanya homogen
4.
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok
Pimpinan kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing

E.  Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
Keuntungan pembelajaraan kooperatif, antara lain :
1.   meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
2.   memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3.   memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4.   memungkinkan terbentuknya dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
5.   menghilangkan sifat egois.
6.   membangun persahabatan
7.   untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan melalui berbagai ketrampilan sosial.
8.   meningkatkan rasa saling percaya.
9.   meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
10.                meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang diarasakan lebih baik.
11.                meningkatkan kegemaran berteman tanpa membeda-bedakan.  

F.   Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif
Empat metode dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
1.   Metode STAD (student achievement divisions)
Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins. Metode ini dianggap paling sederhana dan paling langsung dari penedekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, balik melalui penyajian verbal maupun tertulis.
2.   Metode Jigsaw
Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan melalui metode jigsaw.
3.   Metode GI (group investigation)
Metode ini menuntut siswa untuk kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun ketrampilan proses memiliki kelompok (group process skills).
Langkah-langkah dalam Metode GI, antara lain :


a.    seleksi topik
b.   merencanakan kerja sama
c.    implementasi
d.   analisis da sintesis
e.    penyajian hasil akhir
f.     evaluasi selanjutnya


4.   Metode Struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawan. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya, metode struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Beberapa teknik dalam metode struktural, antara lain :


-          mencari pasangan
-          bertukar pasangan
-          berkirim salam dan soal
-          bercerita berpasangan
-          dua tinggal dua tamu
-          keliling kelompok
-          kancing gemerincing
no image

Model Pembelajaran Kuantum/ Quantum Teaching Learning


Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam pembelajaran multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar learning with effort, digantikan dengan learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan menjadi pilihan para guru/ fasilitator.
A.    Latar Belakang Pembelajaran Kuantum
Bobbi Deporter adalah perintis, pencetus, & pengembang utama pembelajaran kuantum. Semenjak tahun 1982 Deporter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran kuantum di Super Camp. Sebuah perusahaan yang memusatkan perhatian pada hal-ihwal pembelajaran guan pengembangan potensi diri manusia. Pada tahap awal perkembangannya, Pembelajaran Kuantum terutama dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja di rumah, tidak dimaksudkan sebagai metode & strategi pembelajaran untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pembelajaran kuantum merupakan falsafah & metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.
B.     Dasar Teori Pembelajaran Kuantum
Konsep dan keyakinan merupakan analogi rumus teori Relativitas Einstein. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi (E=mc2). Tubuh kita secara fisik adalah materi. Akar landasan pembelajaran kuantum bukan fisika kuantum. Konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan srategi belajar yanf lain, seperti :
1)      Teori otak kanan/kiri
2)      Teori otak triune
3)      Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
4)      Teori kecerdasan ganda
5)      Pendidikan holistik (menyeluruh)
6)      Belajar berdasarkan pengalaman
7)      Belajar dengan simbol
8)      Simulasi/permainan
C.    Karakteristik Umum
Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum, sebagai berikut :
1)      Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif
2)      Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistik
3)      Pembelajaran kuantum lebih bersifat konskruktivis (tis)
4)      Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna
5) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi
6)      Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran
7)      Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran
8)      Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan kontek dan isi pembelajaran
9)      Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akudemis, ketrampilan hidup, prestasi sisikal / material.
10) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran
11)  Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan.
12)  Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran
D.    Prinsip Utama Pembelajaran Quantum
Prinsip dapat berarti (1) aturan aksi / perbuatan yang diterima dan dikenal, (2) sebuah hukum aksiomia, 1 doksin fundamental.
Prinsip utama yang dimaksud adalah :
1)         Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi “Bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar) dan antarkan dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar).
2)     Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni.
Prinsip dasar pembelajaran kuantum :
a.       Ketahuilah bahwa segalanya berbicara
b.      Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan
c.       Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan
d.      Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran
e.       Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan
3)         Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan.
Prinsip keunggulan dalam pembelajaran kuantum
a.       Terapkanlah hidup dalam integritas
b.      Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
c.       Berbicaralah dengan niat baik
d.      Tegaskanlah komitmen
e.       Jadilah pemilik
f.       Tetaplah lentur
g.      Pertahankanlah keseimbangan
E.     Tandur sebagai kerangka perencanaan pembelajaran model kuantum
Kerangka perencanaan pembelajaran kuantum TANDUR adalah sebagai berikut :
1.      Tumbuhan
:
Sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keinginan tahunan mereka
2.      Alami
:
Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhan “kebutuhan untuk mengetahui”
3.      Namai
:
Berikan “data” tepat saat minat memuncak mengenalkan konsep-konsep pokok data materi pelajaran
4.      Demonstrasikan
:
Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru
5.      Ulangi
:
Rekatkan gambaran keseluruhannya
6.      Rayakan
:
Perayakan menambahkan belajar dengan asosiasi positif
F.     Beberapa Contoh Teknik Model Pembelajaran Kuantum
1)      Peta Konsep sebagai Teknik Belajar Efektif
Langkah-langkah teknis penggunaan peta konsep menurut Rose & Nicholl (2003), De Porter dan Hernacki (2002) adalah sebagai berikut :
a.       Mulai dengan topik di tengah halaman
b.      Buatlah cabang-cabangnya
c.       Gunakan kata-kata kunci
d.      Tambahkanlah simbol-simbol untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik
e.       Gunakanlah huruf KAPITAL
f.       Tuliskan gagasan-gasasan penting dengan huruf-huruf yang lebih besar
g.      Hidupkanlah peta pikiran dengan hal-hal yang menarik
h.      Garis bawahi kata-kata itu dan gunakan huruf tebal/miring
i.        Bersikap kreatif dan berani
j.        Gunakan bentuk acak-acak untuk menunjukkan gagasan-gagasan
k.      Buatlah peta konsep secara horisontal, agar dapat memperbesar ruang bagi gagasan anda
2)      Cara membelajarkan peta konsep secara klasikal
Langkah-langkah cara pembelajaran dengan metode tugas kerja kelompok:
a.       Guru melakukan apersepsi
b.      Sajikan gambar
c.       Gunakan pertanyaan tentang dimensi / cakupan materi
d.      Sambil bertanya guru mencoba menstransfer jawaban siswa dalam bentuk peta konsep
e.       Perbaiki peta konsep yang belum terstruktur menjadi terstruktur
f.       Setelah gambar peta konsep jadi di papan tulis, guru meminta siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok
g.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
h.      Selama siswa menyusun peta konsep, guru berkeliling untuk memberikan penjelasan
i.        Guru meminta siswa untuk membuat matrik konsep, mengelompokkan atributnya,
j.        Setelah selesai wakil kelompok ditugasi maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya
k.      Jika diperlukan guru memberikan penjelasan terhadap materi yang belum dipahami siswa
l.        Berikan masukan terhadap hasil pekerjaan siswa
m.    Lakukan post test
n.      Berikan siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai evakuasi untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
3)      Teknik memori
Teknik memori adalah teknik memasukkan informais kedalam otak yang sesuai dengan cara kerja otak.
-          Menurut Gunawan (2004) otak suka akan hal-hal yang bersifat :

1.      Ekstren berlebihan / tidak masuk akal
2.      Penuh warna
3.      Multi sensori
4.      Lucu
5.      Melibatkan Emosi
6.      Melibatkan Irama / musik
7.      Tindakan Aktif
8.      Gambar tiga dimensi dan hidup
9.      Menggunakan asosiasi
10.  Imalinasi
11.  Humor
12.  Simbol
13.  Nomor dan urutan